- SD Persit III Banda Aceh (1978 - 1984)
- SMP Negeri 1 Banda Aceh (1984 - 1987)
- SMA Negeri 1 Banda Aceh (1987 - 1990)
- Gelar Sarjana Teknik Arsitektur dari ITS Surabaya (1996)
Sebelum terjun ke dunia politik, Irwan Djohan menunjukkan jiwa wirausahanya dengan mendirikan beberapa perusahaan, seperti distributor kopi Gayo Mountain Coffee di Surabaya, mendirikan Radio Prima FM di Banda Aceh, dan memiliki tabloid Aceh Kronika.
- Distributor Gayo Mountain Coffee di Surabaya (1992-1996)
- Pendiri Radio Prima FM Banda Aceh (1997-2020)
- Pemilik Tabloid Aceh Kronika (1998-2002)
- Produser program televisi di RCTI dan TVRI Jakarta (2002-2004)
Bang Irwan, sapaan akrabnya, aktif dalam aksi kemanusiaan pasca-tsunami Aceh 2004, menjadi relawan di KBR 68H dan terlibat dalam berbagai proyek NGO pada masa itu.
Pada tahun 2012, Bang Irwan mencalonkan diri sebagai calon Wali Kota Banda Aceh melalui jalur independen, meskipun belum berhasil. Namun, ia tidak menyerah. Ia bergabung dengan Partai NasDem dan menjabat sebagai Ketua DPD Partai NasDem Kota Banda Aceh (2013-2016), kemudian terpilih sebagai Wakil Ketua DPR Aceh (2014-2019), dan anggota DPR Aceh (2019-2024).
Dedikasi Tanpa Batas
Bang Irwan dikenal sebagai sosok pemimpin visioner dengan semangat membangun yang membara, dan penuh dedikasi serta keuletan. Selama menjabat sebagai anggota legislatif dua periode, Bang Irwan telah menuai banyak prestasi melalui program-program inovatif yang berfokus pada dua pilar utama: kebersihan dan pembangunan.
Bang Irwan meyakini bahwa kebersihan merupakan faktor penting bagi Banda Aceh sebagai ibu kota provinsi. Oleh karena itu, dia mempelopori program pengadaan mobil kebersihan jalan kota Banda Aceh. Program ini terbukti sukses dan menarik perhatian karena efisiensi dan efektivitasnya dalam menjaga kebersihan kota.
Komitmen Bang Irwan terhadap kebersihan tidak berhenti di situ. Dia juga mengirim lebih dari 20 pemuda-pemudi Aceh ke Jepang untuk belajar tentang sistem kebersihan dan pengelolaan sampah di sana. Para pemuda ini diharapkan dapat membawa pulang pengetahuan dan pengalaman yang berharga untuk diterapkan di kota Banda Aceh.
Selain fokus pada kebersihan, Irwan juga menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan sektor pariwisata. Dia telah merenovasi banyak objek wisata di kota Banda Aceh, seperti kawasan wisata sejarah Titik Nol Kilometer Banda Aceh dan Komplek Makam Sultan Iskandar Muda. Upayanya ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik Banda Aceh bagi wisatawan lokal dan internasional.
Dedikasinya tidak hanya terlihat dari program-programnya, tetapi juga dari komitmennya untuk menggunakan dana secara bertanggung jawab. Bahkan, ia sering melakukan kunjungan kerja (kunker) ke luar negeri menggunakan dana pribadi, tanpa membebani APBA. Menurutnya, menggunakan anggaran daerah untuk "pelesiran" ke luar negeri merupakan pemborosan dan minim manfaat.
Sosok Irwan Djohan patut menjadi inspirasi bagi generasi muda Aceh untuk terus berkarya, berani bermimpi, dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan daerah. Bagi Bang Irwan, kepemimpinan adalah tolok ukur kemajuan suatu daerah, dan dia yakin bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk membawa Banda Aceh ke level yang lebih tinggi. Saatnya yang muda berkarya!